Sistem Informasi Puskesmas (Simpus), sesuai
namanya, adalah sebuah sistem informasi rekam medis yang secara khusus
dirancang untuk digunakan di Puskesmas. Puskesmas sebagai institusi pelayanan
kesehatan, memiliki kebutuhan-kebutuhan yang unik, berbeda dengan unit
pelayanan kesehatan lainnya.
Kebutuhan-kebutuhan Puskesmas yang unik tersebut, telah sejak lama
dengan tekun dipelajari dan diikuti perkembangannya oleh seorang teman,
Raharjo. Setelah selama beberapa tahun Mas Jojok, demikian ia biasa dipanggil,
mengembangkan dan memasarkan Simpus yang berupa aplikasi desktop (yang telah
digunakan pada hampir 500 Puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia), pada
tahun 2008, ia mengajak kami untuk bersama-sama mengembangkan Simpus yang
berbasis web. Keputusan ini diambilnya setelah melihat fakta di lapangan bahwa
Simpus berbasis web memiliki peluang memberikan dukungan yang lebih baik pada
Puskesmas dalam melayani masyarakat. Dalam waktu kurang lebih setahun semenjak
itu, Simpus berbasis web telah digunakan oleh beberapa Puskesmas.
Simpus merekam data rekam medis pasien-pasien yang berkunjung di
Puskesmas. Tidak hanya itu, Simpus juga membantu Puskesmas dalam menyusun
laporan-laporan rutin bulanan, baik untuk keperluan internal Puskesmas, ataupun
untuk pelaporan ke Dinas Kesehatan.
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian utama kami dalam
mengembangkan Simpus berbasis web ini:
1. Kemudahan dalam
pengoperasian. Dari pengalaman sejauh ini, dengan pelatihan dua hari, yang
dilakukan selepas jam kerja Puskesmas, kebanyakan pengguna sudah memahami alur
Simpus dan cara menggunakannya.
2. Kecepatan proses
pengisian data. Sudah sejak lama kami menyadari bahwa pengisian data melalui
tampilan berbasis web cenderung lebih lama, bila dibandingkan dengan pengisian
data melalui tampilan aplikasi desktop. Kami berupaya meminimalkan waktu
pengisian data dengan menyederhanakan alur, tanpa mengurangi kelengkapan data
yang diisikan. Pengisian data pada semua titik (ruang pendaftaran, ruang
pelayanan medis, dll) secara rata-rata dilakukan dalam waktu 1-2 menit.
3. Dukungan bantuan kepada
pengguna. Kami menyadari bahwa belum banyak petugas Puskesmas yang terbiasa
dengan penggunaan aplikasi berbasis web. Proses pembiasaan tentu saja akan
membutuhkan waktu, dan dalam proses tersebut mungkin akan ada kendala-kendala
yang dijumpai. Dengan dukungan dari petugas setempat, kami selalu berupaya
memberikan bantuan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.
Saat ini, Puskesmas yang telah menggunakan Simpus kami adalah:
·
Kota Magelang: Puskesmas Magelang Selatan, Puskesmas Magelang
Utara, Puskesmas Botton, Puskesmas Jurangombo, Puskesmas Kerkopan, dan 15
puskesmas pembantu
·
Kabupaten Demak: Puskesmas Karangawen
·
Kabupaten Sukoharjo: Puskesmas Kartasura, Puskesmas Polokarto,
Puskesmas Gatak, Puskesmas Mojolaban, Puskesmas Tawangsari, Puskesmas
Sukoharjo, Puskesmas Weru, Puskesmas Bulu, Puskesmas Nguter, Puskesmas
Bendosari, Puskesmas Grogol, Puskesmas Baki
·
Kabupaten Bangka Barat: Puskesmas Muntok
·
Kota Yogyakarta: Puskesmas Wirobrajan, Puskesmas Umbulharjo
·
Kabupaten Klaten: Puskesmas Ngawen
·
Kota Manado: Puskesmas Bahu
·
Kabupaten Magelang
·
Kabupaten Pati
·
Kabupaten Kutai Kartanegara
Sistem Puskesmas, ada dua kata yang membentuknya “sistem”
dan “Puskesmas”, digabung menjadi satu kesatuan “Sistem
Puskesmas”, Sistem yang dimaksud disini adalah pengertian bebas yang biasa
digunakan para manajer lapangan dalam mengelola unit layanan yang bersifat
publik. Yaitu suatu “objek”, yang merupakan kesatuan yang terdiri dari
beberapa sub sistem (komponen) yang saling berinteraksi dan bekerja sama,
saling tergantung, masing-masing mempunyai fungsi spesifik, mendukung fungsi
lainnya dan dapat bergerak untuk mencapai tujuan sistem dalam suatu lingkungan
supra sistem.
Puskesmas diartikan sebagai pusat kesehatan
masyarakat yang melaksanakan berbagai kegiatan program, diwilayah kerjanya
setingkat kecamatan, berfungsi menggerakan pembangunan kesehatan, memberdayakan
keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat dan bersih, melakukan pelayanan
kesehatan dasar yang bersifat komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif).
Jadi Sistem Puskesmas adalah
Pusat Kesehatan Masyarakat yang merupakan satu kesatuan pelayanan dari berbagai
kegiatan program pelayanan kesehatan dasar yang saling berinteraksi dan bekerja
sama, saling tergantung, masing-masing mempunyai fungsi spesifik, mendukung
fungsi lainya dan berbegerak mencapai tujuan Puskesmas dalam lingkungan supra
sistem.
Sistem Puskesmas (Pusat Kesehatan
Masyarakat) khususnya sistem yang menyangkut pelayanan kesehatan yang ada di
Puskesmas. Sub sistem yang menyangkut program-program pelayanan kesehatan
yang berada dalam unit layanan puskesmas. Sementara itu SUPRASISTEM
dalam pengertian, bagian atau komponen yang berada di luar sistem
dalam hal ini sistem yang berada di luar puskesmas diantaranya ;
·
DINAS
KESEHATAN
·
RUMAH
SAKIT
·
KLINIK
SWASTA
·
PENGOBATAN
TRADISIONAL/KELUARGA
·
DAN
LINTAS SEKTOR KECAMATAN
·
SERTA
BEBERAPA KOMPONEN YANG LAINNYA YANG BERADA DI LUAR SISTEM PUSKESMAS.
Supra
sistem dan Sistem Puskesmas yang diuraikan diatas, selanjutnya dijelaskan
sub sistemnya yaitu Sistem Puskesmas dengan sub sistemnya adalah:
1.
Bagian
Program Perbaikan Gizi Masyarakat (Gizi ),
2.
Bagian
Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KIA-KB)
3.
Bagian
Program Kesehatan lingkungan (Kesling )
4.
Bagian
Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M),
5.
Bagian
Program Promosi Kesehatan (promkes),
6.
Bagian
Program Pengobatan,
7.
Bagian
Program Spesifik Lokal yang dapat dikembangkan oleh puskesmas.
Pada masing-masing bagian (sub
sistem) misalnya sub sistem dari bagian pengobatan merupakan sistem. Dan
selanjutnya sistem (pengobatan) tersebut mempunyai sub
sistem berupa kegiatan sampai memiliki segmen yang tidak dapat
dibenahi lagi menjadi sistem dan sub sistem.
Secara hirarki Sistem, sub sistem dapat diurai sampai
memiliki segmen yang tidak dapat dibenahi lagi menjadi sistem dan sub sistem,
Untuk Sistem Puskesmas dapat diurai sebagai berikut :
1.
Puskesmas
sebagai Suatu Sistem Puskesmas
2.
Program
Puskesmas adalah Sub Sistem dari Sistem Puskesmas
3.
Program
Puskesmas dapat menjadi komponen tersendiri menjadi Sistem Program Puskesmas
4.
Kegiatan
Program Puskesmas adalah sub sistem dari sistem program puskesmas
5.
Kegiatan
Program Puskesmas dapat menjadi komponen tersendiri menjadi sistem kegiatan
program puskesmas
6.
Dan
selanjutnya sub sistem kegiatan program Puskesmas yaitu model sistem
dengan pendekatan Input-Proses-Output, tidak memiliki lagi segmen untuk
dibenahi menjadi sistem dan sub sistem.
Dari bagian-bagian ini (sub sistem)
Puskesmas ini kemudian diuraikan komponen-komponen sistemnya yaitu dimulai dari
:
1.
Model
sistem yaitu model sistem Puskesmas dengan pendekatan Input, Proses dan
Output atau biasa disingkat IPO kegiatan-kegiatan Puskesmas
2.
Elemen
sistem yaitu sub sistem (program dan kegiatan ) yang merupakan bagian daripada
sistem Puskesmas yang terus dibenahi sampai menjadi segmen yang tidah dapat
dibenahi lagi menjadi sistem dan sub sistem.
3.
Lingkungan
suprasistem yaitu komponen yang bukan merupakan bagian langsung dari
sistem Puskesmas, dalam posisi sistem dinyatakan sebagai supra sistem.
4.
Struktur
intern yaitu hubungan-hubungan antara elemen sub sistem di dalam sistem
Puskesmas, baik pada sub sistem yang masih dapat dibenahi maupun yang tidak
dapat dibenahi lagi.
5.
Struktur
ekstern hubungan antara elemen sistem puskesmas dan lingkungan supra sistem.
Masing-masing
komponen sistem ini (model sistem, elemen sistem, lingkungan suprasistem,
struktur intern dan struktur ekstern) dapat dijabarkan sebagai berikut :
A.
Model Sistem Puskesmas
Model Sistem Puskesmas menggunakan pendekatan komponen
Input, Proses dan Output atau biasa disingkat IPO kegiatan Program Puskesmas.
Komponen Input
Komponen Input mencakup semua sumber daya (resources),
sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses pelayanan
(transformation) kesehatan di Puskesmas yaitu terdiri dari 6M+Time
penjelasannya adalah
1. Man yaitu Petugas (medis/paramedis
dan non medis/paramedis). Di Puskesmas petugas tersebut adalah Dokter Umum,
Dokter Gigi, Apoteker/Assisten Apoteker, Epidemiolog Kesehatan, Nutritionist,
beberapa Perawat, beberapa bidan, Sanitarian, Laboran dan petugas kesehatan
lainnya.
2. Money yaitu Sumber-sumber pembiayaan
kesehatan diantaranya APBD kabupaten/kota, APBD Propinsi, APBN dan beberapa
sumber dana lainnya
3. Material yaitu Bahan dan obat serta
persediaan lainnya
4. Metode yaitu Prosedur kerja atau
Standar Operasional Prosedur (SOP) layanan kesehatan medik maupun masyarakat
5. Markets yaitu Masyarakat, kelompok
masyarakat, keluarga dan induvidu , serta penderita dalam Standar Pelayanan
minimal Kesehatan sasaran Populasi diiwlayah kerja Puskesmas.
6. Machine yaitu Perlengkapan dan
peralatan kesehatan Puskesmas termasuk sarana kendaraan bermotor roda dua dan
empat.
7. Time yaitu jadwal kegiatan/layanan
kesehatan di Puskesmas yang dibagi dalam jadwal harian, mingguan, bulanan,
tribulan, smester dan tahunan.
Komponen Proses
Komponen Proses mencakup penggunaan sumber daya (6M+Time)
yang dilakukan untuk menghasilkan mutu pelayanan puskesmas, terdiri dari :
1. Proses kinerja petugas
medis/paramedis dan non medis/paramedis
2. Proses penggunaan Bahan dan obat
serta penyediaan lainnya
3. Proses penggunaan prosedur
kerja/layanan kesehatan masyarakat atau Standar Operasional Prosedur (SOP)
layanan kesehatan medik maupun masyarakat
4. Proses pencapaian layanan penderita
dan pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat atau Standar Pelayanan
Minimal Kesehatan (SPM-Kesehatan) sasaran Populasi diiwlayah kerja Puskesmas.
5. Proses penggunaan perlengkapan dan
peralatan kesehatan
6. Proses pendapatan dan penggunaan
anggaran (penganggaran)
7. Proses pemanfaatan waktu atau waktu
yang dibutuhkan dalam setiap penggunan sumber daya Puskesmas.
Ketujuh komponen proses sumber daya dengan proses putaran
waktu yang menggerakan sumber daya diperlihatkan pada gambar (2) dibawah ini.
Sistem, Sub Sistem Pelayanan dan
Supra Sistem Puskesmas
Supra Sistem Puskesmas
Komponen Output
Komponen Output mencakup hasil pelayanan atau hasil kegiatan
yang dapat berupa cakupan pelayanan, pengadaan barang dan jasa yaitu kualitas
(mutu) pelayanan Kesehatan dasar oleh Puskesmas, baik yang bersifat
preventif- Promosi sebagai pelayanan kesehatan masyarakat maupun bersidaf
kuratif- rehabilitatif sebagai pelayanan medik dasar.
B. Elemen
Sistem, Suprasistem, Struktur Intern dan Ekstern
Elemen Sistem, Lingkungan Suprasistem, Struktur Intern dan
Struktur Ekstern merupakan satau kesataun kompoen sistem, seperti yang diperlihat
pada Gambar (2) adalah konsep Sistem Puskemas yang menunjukkan proses sumber
daya elemen sistem yang tidak dapat dibenahi lagi, berada dalam lingkungan
suprasistem, mempunyai struktur intern yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi
dan struktur ekstern yang menghubungkan elemen sistem dan lingkungan
suprasistem menghasilkan mutu pelayanan puskesmas.
Konsep sistem Puskesmas ini (gambar 2) dipergunakan
untuk sistem-sub sistem pelayanan Puskesmas yang masih dapat dibenahi, yaitu
sistemnya adalah Puskesmas dan sub sistemnya adalah program-program yang ada di
Puskesmas. Setiap sub sistem Program dari sistem Puskesmas miliki sumber daya
(komponen input) saling mempengaruhi/berkaitan, dan dari subsistem tersebut
akan bekerja/berusaha (komponen proses) mencapai suatu tujuan program atau
menghasilkan apa yang disebutkan pada komponen output program. Secara
detail dapat diuraikan sebagai berikut
1. Program Perbaikan Gizi, sebagai sub
sistem dari sistem Puskesmas mempunyai model sistem program perbaikan
gizi dengan menggunakan pendekatan komponen Input, Proses dan Output.
2. Program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), sebagai sub sistem dari sistem Puskesmas mempunyai model sistem
program kesehatan ibu dan anak dengan menggunakan pendekatan komponen Input,
Proses dan Output.
3. Program Pemberantsan Penyakit
Menular (P2M), sebagai sub sistem dari sistem Puskesmas mempunyai model sistem
program pemberantasan penyakit menular dengan menggunakan pendekatan komponen
Input, Proses dan Output.
4. Program Promosi Kesehatan,
sebagai sub sistem dari sistem Puskesmas mempunyai model sistem program promosi
dengan menggunakan pendekatan komponen Input, Proses dan Output.
5. Program Kesehatan Lingkungan,
sebagai sub sistem dari sistem Puskesmas mempunyai model sistem program
kesehatan lingkungan dengan menggunakan pendekatan komponen Input, Proses dan
Output.
6. Program Pengobatan sebagai sub
sistem dari sistem Puskesmas mempunyai model sistem program pengobatan dengan
menggunakan pendekatan komponen Input, Proses dan Output.
7. Dan Program spesifik lokal termasuk
didalam jaringan puskemas misalnya puskemas pembantunya, sebagai sub sistem
dari sistem Puskesmas mempunyai model sistem program spesifik lokal dengan
menggunakan pendekatan komponen Input, Proses dan Output.
Dari adanya input, proses dan output sub sistem
masing-masing program dalam sistem puskesmas atau sub sistem kegiatan
dalam sistem program puskesmas, secara keseluruhan akan menghasilkan
kualitas-Mutu Pelayanan Puskesmas pada suatu lingkungan suprasistem (dinas
kesehatan kabupaten, rumah sakit pemerintah kabupaten termasuk rumah sakit
swasta serta suprasistem lainnya).
——————————————————————————————————————
Analisa
Sistem Puskesmas
Analisis suatu Sistem Puskesmas hanya bisa dilakukan jika
ada pedoman sebagai bahan untuk menganalisis sistem Puskesmas. Pedoman
analisis harus dibuat puskesmas, atau beberapa puskesmas dalam satu kecamatan
atau beberapa kecamatan dalam satu kabupaten/kota. Dari adanya pedoman analisis
puskesmas ini maka proses tahapan analisa sistem Puskesmas dapat dilakukan yaitu
Penilaian Masalah, Penentuan Tujuan, Penentuan Alternatif dan Penetapan
Kegiatan serta penggerakan sistem puskesmas untuk mencapai tujuanya yaitu
kualitas dan kuantitas layanan kesehatan dapat terwujud secara efektif dan
efisien, adanya kepuasan stakeholder (kepuasan pengambil kebijakan, kepuasan
pelaksana dan kepuasan klien).
A.
MEMBUAT PEDOMAN ANALISA
Dari uraian model sistem, elemen (bagian/program),
lingkungan, struktur intern dan ekstern dari sistem Pelayanan Pusat Kesehatan
Masyarakat diatas. Selanjutnya diuraikan pembuatan pedoman analisanya, disini
akan digunakan analisa Output, Proses dan Input. dijabarkan sebagai berikut :
Komponen Output
Kualitas (mutu) pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh
PUSKESMAS (Preventif, Promosi, Kuratif, Rehabilitatif ) yang optimal.
1. Komponen Ouput ini diuraikan
kegiatan program-program dan interaksinya dari pencapaian mutu pelayanan
kesehatan Puskesmas yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas baik preventif,
promosi, kuratif maupun rehabilitatif yang dinyatakan dalam satuan jumlah
persatuan waktu atau cakupan/hasil kegiatan, kunjungan frekwensi kontak dan
lain-lain.
2. Optimal disini menunjukkan pelayanan
program-program yang berkisar antara 80-100% (sebagai contoh) dari semua
komponen proses pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh Puskesmas
(cakupan dan target). Dibawah 80 % kualitas pelayanan program pelayanan
Puskesmas dikatakan tidak atau kurang optimal.
Komponen Proses
1.
Proses
kinerja petugas medis/paramedis dan non medis/paramedis yang baik
2.
Proses
penggunaan bahan dan obat serta penyediaan lainnya yang tepat
3.
Proses
penggunaan prosedur kerja/layanan kesehatan masyarakat atau standar operasinla
prosedur yang sesuai
4.
Proses
pencpaian cakupan pelayanan penderita dan pemenuhan kebutuhan kesehatan
masyarakat tepat
5.
Proses
penggunaan perlengkapan dan peralatan kesehatan yang baik
6.
Proses
penggunaan biaya yang terpenuhi
7.
Proses
atau waktu yang dibutuhkan yang sesuai
Komponen proses akan menguraikan proses pelayanan program
dalam pencapaian mutu pelayanan Puskesmas yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang dibuat. Disini diurai segala kegiatan program yang terkait dengan berfungsinya
atau tidaknya (bagaimana kejadian dan bagaimana seharusnya) dari fungsi
manajemen antara lain, perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasin, koordinasi,
monitoring evaluasi, penggunaan peralatan/bahan, bimbingan tehnis dan lain-lain
Baik, tepat, sesuai, terpenuhi disini menunjukkan kegiatan yang
seharusnya dilaksanakan, Sedangkan kurang baik, tidak tepat, tidak
terpenuhi menunjukkan keadaan sebenarnya atau tidak berfunginya manajemen
dari proses tersebut diatas.
Komponen Input :
Komponen Input ini diuraikan sumber daya yang dimiliki oleh Puskesmas
(apakah ada, kelebihan atau kekurangan) meliputi :
1.
Man
yaitu Jumlah Petugas (medis/paramedis dan non medis/paramedis ) yang lengkap
2.
Money
yaitu Sumber-sumber pembiayaan kesehatan yang tersedia
3.
Material
yaitu Bahan dan obat serta persediaan lainnya yang tersedia
4.
Metode
yaitu Prosedur kerja/layanan kesehatan masyarakat atau Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang tersedia
5.
Markets
yaitu Masyarakat wilayah Puskesmas dan Penderita yang terdata
6.
Machine
yaitu Perlengkapan dan peralatan kesehatan yang tersedia
7.
Waktu
yaitu ditetapkan perhari, perminggu, bulanan, tribulan, smester dan tahunan, terjadwal
B. PENILAIAN
MASALAH
Setelah disusun pedoman analisanya, selanjutnya dibuat
penilaian terhadap masalah yang kemungkinan timbul pada pusat pelayanan
kesehatan masyarakat (Puskesmas). Disini dapat dibuat dengan model
kualitatif sebagai contoh.
Pertama;
dimulai dari uraian masalah pada komponen output (tetap berpedoman pada pedoman
analisa diatas). Contoh masalah sebagai berikut :
Masalah Output :
Kualitas pelayanan Kesehatan
Masyarakat oleh PUSKESMAS (Preventif, Promosi, Kuratif, Rehabilitatif ) KURANG
OPTIMAL
Penyebabnya dapat dilihat dari komponen PROSES dari pedoman
analisa sistemnya. Disini bisa satu atau lebih proses yang merupakan penyebab
masalah, sementara komponen proses yang lainnya bukan merupakan penyebab
masalah (Normalnya/seharusnya adalah semua komponen proses berjalan dengan
baik), tetapi komponen proses yang telah baik, bisa menjadi masalah bila
komponen yang bermasalah tidak segera diatasi (lihat gambar 2)
Penyebab masalah juga bisa langsung pada komponen Input
(Boundary system) dimana komponen prosesnya tidak dipersoalkan apabila inputnya
telah tersedia. Atau bisa juga disebabkan karena adanya relasi-relasi dengan
lingkungan (sistem terbuka) atau justru sebaliknya (sistem tertutup).
Sebagai contoh penyebab masalah dari dua proses yang akan
mempengaruhi bagian dalam proses lain dan akan berpengaruh dalam pencapaian
output diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
Penyebab masalahnya (Masalah Proses) adalah
1.
kinerja
petugas medis/paramedis dan non medis/paramedis yang kurang profesional
misalnya datang terlambat, cepat pulang, tidak menempati janji dengan
masyarakat, dll
2.
pelayanan
penderita dan pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak tepat misalnya
keluarga (masyarakat) membutuhkan pengetahuan tentang cara
membangun/menggunakan WC yang benar dan sehat, puskesmas memberikan closet,
karena ketidak tahuan cara membangun dan menggunakan WC, closet hanya disimpan
dibawah pohon.
Sementara
proses yang lainnya berjalan sebagaimana mestinya (bukan penyebab masalah)
yaitu :
3.
Proses
penggunaan Bahan dan obat serta penyediaan lainnya yang tepat
4.
Proses
penggunaan prosedur kerja/layanan kesehatan masyarakat yang sesuai
5.
Proses
penggunaan perlengkapan dan peralatan kesehatan yang baik
6.
Proses
penggunaan biaya yang terpenuhi
7.
Proses
atau waktu yang sesuai
Namun perlu diingat proses yang telah baik ini akan menjadi
masalah apabila dua proses masalah diatas tidak segera diatasi. Demikian juga
dengan masalah yang ditemukan pada input sebagaimana yang akan dijelaskan
dibawah ini.
Setelah penyebab masalah dari proses telah ditemukan,
selanjut perlu diketahui lebih lanjut lagi penyebab dari tidak berfungsinya
proses tersebut. Dari contoh diatas sebagaimana pada proses penyebabnya, pada
input bisa juga satu atau lebih merupakan penyebab masalah proses tersebut.
Sebagai
contoh diuraikan dua contoh penyebab masalah (masalah input) sebagai berikut:
Contoh Pertama :
Penyebab masalah (Masalah Input)
adalah: Kinerja petugas medis/paramedis dan non medis/paramedis yang kurang
profesional misalnya datang terlambat, cepat pulang, tidak menempati janji
dengan masyarakat, dll. Penyebabnya adalah
1.
Man
yaitu Jumlah Petugas (medis/paramedis dan non medis/paramedis ) yang berlebihan
2.
Money
yaitu Sumber-sumber pembiayaan kesehatan yang kurang tersedia.
Sementara
input yang lainnya berjalan sebagaimana mestinya (bukan penyebab masalah
proses) yaitu :
1.
Material
yaitu Bahan dan obat serta persediaan lainnya yang tersedia
2.
Metode
yaitu Prosedur kerja /layanan kesehatan masyarakat yang tersedia
3.
Markets
yaitu Masyarakat wilayah Puskesmas dan Penderita yang terdata
4.
Machine
yaitu Perlengkapan dan peralatan kesehatan yang tersedia
5.
Time
atau waktu yang sesuai
Masalah, penyebab Masalah dan hubungan komponen-komponen lainnya dalam sistem Puskesmas
Contoh Kedua :
Penyebab masalah (Masalah Input) adalah:
Pelayanan penderita dan pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak tepat
misalnya keluarga (masyarakat) membutuhkan pengetahuan tentang cara membangun
dan menggunakan WC yang benar dan sehat, puskesmas malah memberikan closet,
karena ketidak tahuan cara membangun dan menggunakan WC, closet hanya disimpan
dibawah pohon. Penyebabnya adalah
1.
Metode
yaitu Prosedur kerja /layanan kesehatan masyarakat yang kurang tersedia
2.
Markets
yaitu Masyarakat wilayah Puskesmas dan Penderita tidak terdata
3.
Machine
yaitu Perlengkapan dan peralatan kesehatan kurang tersedia
Sementara
input yang lainnya berjalan sebagaimana mestinya (bukan penyebab masalah
proses) yaitu :
4.
Man
yaitu Jumlah Petugas (medis/paramedis dan non medis/paramedis) yang lengkap
5.
Money
yaitu Sumber-sumber pembiayaan kesehatan tersedia
6.
Material
yaitu Bahan dan obat serta persediaan lainnya yang tersedia
7.
Time
atau waktu yang sesuai
C.
PENENTUAN TUJUAN
Setelah penentuan penilaian masalah telah selesai,
selanjutnya dilakukan penetapan tujuan yaitu dengan mengubah pernyataan negatif
dari masalah (baik itu pada Output, Proses, maupun Input) menjadi pernyataan
positif (Tujuan). Penting untuk selalu diperhatikan jangan sampai upaya untuk
memperbaiki masalah menjadi tidak bermasalah justru menimbulkan permasalahan
baru. Oleh karenanya pernyataan negatif karena adanya masalah
menjadi pernyataan positif untuk memperbaiki masalah selalu juga harus
diperhitungkan konsekwensi,
Tujuan Output :
Meningkatkan Kualitas pelayanan
Kesehatan Masyarakat oleh PUSKESMAS (Preventif, Promosi, Kuratif, Rehabilitatif
) dari KURANG OPTIMAL menjadi OPTIMAl
Tujuan Proses I :
Meningkatkan kinerja petugas
medis/paramedis dan non medis/paramedis yang kurang profesional menjadi
profesional misalnya datang terlambat menjadi datang tepat waktu, cepat pulang
menjadi pulang tepat waktu, tidak menempati janji dengan masyarakat menjadi
menempati janji, dll
Tujuan Input 1.1 : Man yaitu Jumlah Petugas
(medis/paramedis dan non medis/paramedis) yang berlebihan dimutasi pada program
yang kekurangan tenaga
Tujuan Input 1.2 : Money yaitu Sumber-sumber pembiayaan
kesehatan yang kurang tersedia dengan mencari dan mendapat sumber pembiayaan
lain misalnya swadaya masyarakat.
Konsekwensi dari dari tujuan proses dan input
ini adalah penyedian sarana dan prasarana termasuk penggunaan biaya operasional
pada petugas yang yang ditempatkan pada posisi baru. Namun konsekwensi ini
tidaklah lebih penting dari ketidak percayaan masyarakat kepada petugas/Puskesmas,
disamping itu juga pengaruh terhadap komponen proses lainnya terhadap
pencapaian mutu kualitas pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal.
Tujuan Proses II:
Meningkatkan pelayanan penderita dan
pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak tepat menjadi tepat misalnya
diskusi/penyuluhan pada keluarga (masyarakat) tentang pengetahuan tentang cara
membangun/ menggunakan WC yang benar dan sehat.
Tujuan Input 2.1 : Metode yaitu Prosedur kerja/layanan
kesehatan masyarakat yang kurang tersedia menjadi tersedia
Tujuan Input 2.2. : Markets yaitu Masyarakat wilayah
Puskesmas dan Penderita tidak terdata menjadi terdata
Tujuan Input 2.3. : Machine yaitu Perlengkapan dan
peralatan kesehatan kurang tersedia menjadi tersedia.
Konsekwensi dari dari tujuan proses dan input
ini adalah penggunaan waktu diluar jam kerja karena adanya kebutuhan/keinginan
masyarakat dimana mereka bisa bertemu dengan petugas kesehatan hanya pada waktu
selesai kerja yaitu disore dan malam dan lain-lain.
D. PENENTUAN
ALTERNATIF TUJUAN
Penentuan alternatif maksudnya adalah penentuan alternatif
dari beberapa tujuan yang telah ditetapkan. Ada 4 yang menjadi ketentuan
alternatif untuk menetapkan tujuan yang ditetapkan, sebagai berikut :
1.
Penentuan
alternatif dilakukan setelah penentuan tujuan dilakukan, dimana pemilihan
alternatif tujuan berdasarkan tingkat efektifitas (waktu) dan efiseinsi (biaya)
yang digunakan.
2.
Alternatif
yang terpilih biasanya adalah tujuan yang tingkat efektifitasnya tinggi namun
biaya yang digunakan diperkirakan lebih rendah
3.
Dapat
digunakan metode Cost Efective Analysis (analisa efektifitas biaya) dengan
rumus : Cost dibagi dengan Efective atau Besarnya biaya Perorangan.
4.
Perlu
juga diperhatikan pengaruhnya dengan komponen-komponen (subsistem) lainnya
dalam pencapaian tujuan termasuk faktor-faktor lingkungan (Suprasistemnya)
Dari ketentuan ini maka alternatif dari tujuan diatas dapat
diambil Tujuan Proses 1, dan Tujuan input 1.1 dan Tujuan Input 1,2 Serta Tujuan
Input 2.2 dari Tujuan Proses 2. yaitu sebagai berikut :
Tujuan Proses I :
Meningkatkan kinerja petugas
medis/paramedis dan non medis/paramedis yang kurang profesional menjadi
profesional misalnya datang terlambat menjadi datang tepat waktu, cepat pulang
menjadi pulang tepat waktu, tidak menempati janji dengan masyarakat menjadi
menempati janji, dll
Tujuan Input 1.1 : Man yaitu Jumlah Petugas (medis/paramedis dan non
medis/paramedis) yang berlebihan dimutasi program kekurangan tenaga
Tujuan Input 1.2 : Money yaitu Sumber-sumber pembiayaan kesehatan yang tidak
tersedia dengan mencari dan mendapat sumber pembiayaan lain misalnya swadaya
masyarakat.
Tujuan Input 2.2 : Markets yaitu Masyarakat wilayah Puskesmas dan Penderita
tidak terdata menjadi terdata
Gambaran
dari 4 ketentuan alternatif untuk menetapkan tujuan proses yang dipilih dapat
ditunjukkan gambar dibawah ini :
Penentuan Alternatif tujuan dari dua proses yang harus dipilih yaitu dipilih
proses 1 dengan tetap mengambil input 2.2 dari proses 2.
Penentuan alternatif tujuan proses ini sepertinya tidak
lazim, tetapi ini adalah strategi (cara kerja) yang didasarkan tingkat
efektifitas (waktu) dan efiseinsi (biaya) yang digunakan. Tingkat
keberhasilannya juga dapat lebih dioptimalkan daripada melaksanakan dua
proses dengan waktu dan biaya yang banyak untuk memperoleh output yang
diharapkan.
E.
MENETAPKAN KEGIATAN.
Dari alternatif tujuan yang terpilih, kemudian ditentukan
jenis kegiatan yang sesuai, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Disini juga perlu diperhatikan dari beberapa alternatif kegiatan yang ada,
dipilih kegiatan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun
demikian dari kegiatan yang terbaik apabila telah dilaksanakan belum
menunjukkan output yang diharapkan maka alternatif kegiatan lainya dapat
dilakukan.
Kegiatan yang akan dilaksanakan selanjutnya dibuatkan
rincian kegiatan termasuk uraian penggunaan biaya kegiatannya. Penentuan
rincian kegiatan dapat dijabarkan dari contoh diatas yaitu sebagai berikut :
Tujuan :
Meningkatkan Kualitas pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh
PUSKESMAS (Preventif, Promosi, Kuratif, Rehabilitatif) dari KURANG OPTIMAL
menjadi Optimal
Kegiatannya :
1. Pertemuan Rutin peningkatan kinerja
petugas.
2. Penggalangan sumber-sumber
pembiayaan yang bersumber dari masyarakat. Misalnya penggunaan Dana BAZ
(Bantuan Amil Zakat) untuk pelayanan kesehatan keluarga miskin.
3. Pendataan penderita dan Masyarakat
dalam program kesehatan.
Agar lebih jelas dalam pencapaian tujuan ketiga kegiatan
ini, dijabarkan lagi dalam bentuk Model Sistem IPO (Input, Proses dan Output)
dan Rencana Tindak Tanjut (Feed Back) termasuk Penanggung jawab, Pelaksana,
waktu dan lokasi pelaksanaan serta rincian biaya kegiatan dan contoh
surat-surat pertanggung jawaban keuangan (SPJ-an).
Contoh :
Kegiatan :
Pertemuan rutin peningkatan kinerja petugas puskesmas
Input
·
Peserta
: 20 Petugas (staf) Puskesmas
·
Fasilitator
: Kepala Puskesmas
·
Nasumber
: Ka. Dinas Kesehatan
·
Panitia
: 2 orang dari staf Puskesmas
·
Agenda
: Petunjuk pertemuan Staf Puskesmas.
Proses
1. Diskusi dan pembahasan hasil dan
kinerja masing-masing petugas (staf) Puskesmas
2. Pemberian sangsi dan hadiah (reward)
pada petugas berhasil dan tidak berhasil.
Output
20 petugas puskesmas berpartisipasi dalam pertemuan rutin
peningkatan kinerja petugas Puskesmas.
Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas
Pelaksana : Kepala TU Puskesmas
Lokasi : Ruang pertemuan Puskesmas
Jadwal : Dilaksanakan tiap tiga bulan
sekali setiap hari senin minggu pertama bulan berjalan
Biaya : Rincian penggunaan biaya per satu
kali pertamuan adalah:
·
ATK
: 20 orang x Rp. 5.000.-
=
Rp. 100.000.-
·
Konsumsi
: 20 orang x Rp. 5.000.-
= Rp. 100.000.-
·
Hadiah
: 2 Paket x Rp. 50.000.-
=
Rp. 100.000.-
·
Transport
Narasumber : 1 orang x Rp. 25.000.- = Rp. 25.000.-
·
Total
= Rp. 325.000.-
Rencana Tindak lanjut (Feed Back)
yaitu kegiatan memantau sampai sejaumana kegiatan yang
dilakukan telah mencapai tujuan dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat
(Puskesmas).
Surat-Surat Pertanggung Jawaban
contoh-contoh Kwitansi, dan lampiran-lapinran kwitansi dari
pertanggung jawaban kegiatan
Model Sistem IPO (Input, Proses dan Output) dan Rencana
Tindak Tanjut (Feed Back) termasuk Penanggung jawab, Pelaksana, waktu dan
lokasi pelaksanaan serta rincian biaya kegiatan dan contoh surat-surat
pertanggung jawaban keuangan (SPJ-an). Biasanya dikenal dengan TOR/KAK
(Term of Referensi/Kerangka Acuan Kerja), bila dilaksanakan
sesuai prosedur dalam tahapan perencanaan sistem kegiatan program puskesmas,
dapat dikatakan berhasil 50 %, sisanya 50% tinggal dilakukan pengorganisasian
dan pelaksanaan kegiatan sesuai rencana maka hasilnya dapat mencapai 100%
berhasil, setidaknya berhasil sesuai rencana.
————————————————————————————————
Berpikir
Sistem (Sistem Thinking) dari Sistem Puskesmas
Setelah diuraikan model sistem pelayanan di Puskesmas dan
Analisa Sistem Dari Puskesmas maka yang terakhir adalah sistem puskesmas
tersebut harus terkonsep dalam suatu sistem pemikiran (Sistem Thinking=berpikir
sistem). Intinya adalah bagian-bagian yang berkaitan secara teratur dan
berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan sistem puskesmas,
biasanya dituangkan dalam standar operasional prosedur pelayanan, masih dalam
alur pendekatan Input-Proses-Output (IPO), jangan sampai ada yang
bergerak lambat (Delay) dan ada juga yang bergerak terlalu cepat (inforcement).
Semua sistem yang dibangun atau yang telah ada harus berada dalam keadaan
seimbang (Balance). Bila terjadi proses perlambatan (Delay) maka di percepat
(be accerelated). Bila terjadi proses percepatan maka harus
diseimbangkan.
Contoh
Pada bagian gizi terjadi proses perlambatan dalam kegiatan
yang berimplikasi pada terlambatnya dalam pembuatan laporan, terjadi karena
standar operasional prosedur dalam sistem Puskesmas yang dibuat terlalu
rumit dan berbelit-belit atau karena faktor lainnya misalnya kurangnya
pemahaman pelaksanaan kegiatan. Keterlambatan laporan gizi akan
mempengaruhi kinerja bagian gizi, dan bagian lainnya dari sistem puskesmas
serta berakhir dengan rendahnya kinerja mutu pelayanan puskesmas,
——-terlihat lambat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan———- Namun
sebaliknya bila pelaksanaan kegiatan termasuk pembuatan laporan adanya
penekanan untuk dipercepat, maka kecenderungan yang terjadi adalah terjadinya
rekayasa kegiatan yang berimplikasi pada rekayasa laporan (laporan fiktif)
atau kegiatan yang dilaksanakan cenderung mengabaikan standar operasional
prosedur yang baik dan benar. Dengan berpikir sistem, hal-hal yang
membuat proses terjadinya perlambatan dan percepatan akan selalu
dikendalikan dan berada dalam keadaan pelaksanaan standar operasional prosedur
—–Input-Proses-Output—– yang baik dan benar, dalam sistem dan subsistem
pelayanan dan supra sistem Puskesmas.
Kesimpulan
dan Penutup
Telah diuraikan Sistem Puskesmas
dalam bentuk sistem dan analisa sistem, telah dicoba dibuat analisis normalnya
dari Sistem Pelayanan Puskesmas, Penentuan Masalah, Tujuan dan Penentuan
kegiatan. Walaupun tidak dilakukan secara kesuluruhan, dan dari beberapa
gambar dan contoh yang telah dianalisis diatas, yaitu membuat
sistem pelayanan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) atau tepatnya
MEMBUAT SISTEM PUSKESMAS yang aplikatif, semoga dapat dimengerti dan difahami
prinsip-prinsip sistem dan analisannya terutama sistem pelayanan puskesmas bagi
mereka yang bekerja di Puskesmas dan bagi mereka yang melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap program dan kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar